
”DESA MAWA CARA NEGARA MAWA TATA“
Sijenggung adalah desa yang terletak di Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dengan jumlah penduduk mencapai 1.749 jiwa di tahun 2019. Para Pemerintah Desa Sijenggung saat ini sedang berupaya mengulik sejarah asal muasal Desa Sijenggung untuk nantinya bisa mengembangkan potensi alam yang terdapat di wilayah sekitar dan menuangkannya ke dalam bentuk profil desa.

Pemerintah Desa Sijenggung beserta Crew melakukan perjalanan menelusuri perbukitan Gunung Sampir untuk menelaah petuah-petuah dari para tetua desa mengenai terbentuknya Desa Sijenggung dengan dimulai dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Lokasi yang pertama yaitu dengan mendatangi sebuah batu yang berada di lembah bukit. Konon Ceritanya dalam batu tersebut pernah terdapat sebuah GONG ( Sejenis alat musik yang dipukul dan mengeluarkan jenis bunyi membranofan) yang merupakan cikal bakal terbentuknya desa Sijenggung.
“Suwe-suwe ing watu iki ana gong minangka asal saka desa iki, dadi yen ana wong nyilih gong ing kene, nanging wiwit gong kasebut dibuwang jenang ing salah sawijining pendhuduk gong dumadakan sirna lan nganti saiki durung bisa ngejak ing papane” Tutur salah satu tetua desa.

Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi sebuah situs makam peninggalan dari para leluhur desa yang dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan Makam Budha. Di makam tersebut terdapat beberapa punden atau batu nisan yang berundak sebagai penanda batas makam. Di makam inilah dahulu para leluhur atau nenek moyang orang-orang Desa Sijenggung dimakamkan. Kemudian Perjalanan dilanjutkan ke beberapa tempat sumber mata air atau yang sering kita kenal dengan nama TUK yang letaknya lumayan berjauhan dengan Batu Gong dan Makam namun masih memiliki satu keterkaitan cerita satu sama lainnya.

Desa sijenggung sendiri memiliki sembilan mata air yang memiliki bermacam-macam nama seperti:
- Tuk Petung ( kali Gemawang )
- Tuk gondang leles ( kali gemawang )
- Tuk Cupit Urang/ poh ( Barat Dukuh Sijenggung )
- Tuk Pitu ( Barat Dukuh Semurup )
- Tuk Kuyam ( Barat Dukuh Semurup )
- Tuk Welirang ( Barat Dukuh Semurup )
- Tuk Jaran ( Barat Dukuh Semurup )
- Tuk Prumpang ( Barat Dukuh Semurup )
- Tuk Rancah ( Barat Dukuh Semurup )
- Tuk Kencen ( bengkok gaga Kades )
Dari kesembilan sumber mata air tersebut, salah satu diantaranya masih mengeluarkan bau belerang yang sangat menyengat sehingga warga sekitar menyebut sumber mata air itu dengan sebutan Tuk Welirang.
Perjalanan berakhir setelah Pemerintah Desa mengambil beberapa sample air dari beberapa sumber mata air di atas sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas berkat rahmat kekayaan alam berupa air yang melimpah sehingga pada musim keringpun warga sekitar desa tidak pernah mengalami kekeringan.